Sejarah Desa


  1. Asal-Usul Pembentukan Desa

Desa Burat berdiri pada tahun yang tidak diketahui sejarahnya. Diperkirakan berdiri pada abad 18 ketika terjadi perang Diponegoro melawan Belanda. Sehingga Desa Burat ini lahir sebelum Indonesia  merdeka pada tahun 1945.

Hingga saat ini Pemerintah Desa Burat belum menemukan dokumen dan bukti sejarah yang menyebutkan tahun berdirinya Desa Burat. Sejarah Desa Burat hanya bisa dirunut berdasarkan cerita lisan yang berkembang secara turun menurun di tengah masyarakat, bahwa Desa Burat didirikan oleh Demang Kyai Nompo yang berasal dari Yogyakarta.

Menurut riwayat dari cerita yang berkembang di penduduk, awal mula berdirinya Desa Burat konon “ sebelum kepemimpinan Demang Kyai Nompo bertahta, setiap orang yang menjadi pemimpin tidak akan bertahan lama dalam jangka waktu 1x24 jam, beliau akan meninggal dunia tanpa sebab yang pasti. Setelah ditelusuri ternyata wilayah Desa Burat dikuasi oleh Gajah Putih yang tidak nampak secara kasat mata, Mengetahui hal tersebut Demang Kyai Nompo punya ide/siasat untuk menaklukkan siGajah putih tersebut. Dalam pertemuan antara Demang Kyai Nompo dan Gajah Putih mereka membuat kesepatan apabila siGajah putih mampu mengelilingi wilayah Desa Burat dalam waktu 1 (satu) malam dan sebelum terbit matahari, maka gajah putih tidak boleh mengganggu Demang Kyai Nompo dan keturunannya. Gajah putih setuju dengan persyaratan tersebut, keesokan harinya Demang Kyai Nompo menunggangi gajah putih dengan selendang yang terikat dileher sigajah putih dengan tujuan untuk menahan jalannya gajah putih. Singkat cerita karena kesaktian Demang Kyai Nompo maka dalam waktu satu malam Gajah Putih tidak berhasil mengelili wilayah Desa Burat, Gajah Putih mengakui kesalahannya maka sebagai hukuman Gajah Putih diikat bersama dengan selendangnya disebuah sumur yang disebut dengan “Rowo Pening”

Sejarah ini ditulis berdasarkan cerita secara turun-temurun. Salah satu narasumber yang  menjadi rujukan penulisan sejarah Desa Burat  adalah Sekretaris Desa Burat yang merupakan cicit dari Lurah Pawiro Dimedjo beliau adalah Bapak Sudiyono.

Pemimpin Desa 

1. Demang Kyai Nompo  

Beliau adalah pendiri Desa Burat. Tidak banyak catatan sejarah yang menceritakan dan menyebutkan peran Demang Kyai Nompo dalam sejarah kepemimpinan desa.

2. Kyai Wongso

Lurah Kyai Wongso disebut juga Lurah Oglo sebutan dari warga masyarakat. pada masa kepemimpinan Lurah Kyai Wongso sudah mulai berkembang bidang kePemerintahannya dibuktikan dengan adanya pemimpin dengan sebutan “Lurah”.

3. Pawiro Dimedjo : Periode dari tahun tidak diketahui sampai kurang lebih tahun 1944

 

Beliau adalah sepupu dari Kyai Wongso dengan sistem pemilihan secara langsung dari masyarakat dengan cara “dodok an”(siapa yang mendapat pengikut lebih banyak, beliau yang menjadi pemimpin)

4. R. Prawiro Subroto : Periode  antara tahun 1944 – 1986

 

R. Prawiro Subroto, mempunyai masa jabatan paling lama di Desa Burat beliau adalah petinggi Lurah se Kecamatan Kepil atau dalam istilah setempat disebut "Glondong".  R. Prawiro Subroto adalah putra pertama dari Pawiro Dimedjo.

Pada masa kepemimpinannya telah tercapai beberapa kemajuan, diantaranya dalam bidang Pendidikan, Keamanan Lingkungan, Pemerintahan Desa dan perintisan Program Keluarga Berencana. Beliau wafat pada tahun 2004.

5. Ratno : Periode tahun 1986 – 1994

 

  • lahir pada tanggal 19 Agustus 1950 di Wonosobo. Beliau adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Guru SD .

Pada tahun 1986 ia mencalonkan diri sebagai Kepala Desa dan ia terpilih menjadi Kepala Desa Burat Periode 1986 – 1994. Beliau pencetus Program Penuntasan buta aksara melalui Kejar Paket A.

Wafat pada tahun 2008.

 

6. Muharam Winanto : Periode tahun 1994 – 2002

 

Muharam Winanto Lahir di Wonosobo, 14 Agustus 1965. Beliau adalah adik kandung dari Ratno mantan Kepala Desa Burat Periode 1986-1994. Ia menjabat selama satu periode dengan masa jabatan 8 tahun. Pada masa kepimimpinannya, pertama kali yang membangun balai desa.

7. Amirudin

 

Amirudin lahir pada tanggal 04 Desember 1970 seorang wiyata Guru SD yang pada tahun 2002 mengikuti kompetisi Pemilihan Kepala Desa Burat dan terpilih menjadi Kepala Desa Burat periode 2002-2007.

Pada tahun 2003 beliau diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan mengundurkan diri sebagai Kepala Desa Burat. Dalam sejarah kepemimpinan Desa Burat beliau merupakan Kepala Desa Burat yang paling singkat memimpin karena hanya memimpin dalam waktu satu tahun.

8. Margono : Periode tahun 2003 – 2014

 

Margono lahir di Wonosobo tanggal 12 Desember 1956 beliau asli penduduk Desa Tegalgot, beliau adalah seorang TNI AD menikah dengan Sutarini pada tahun 1978 yang merupakan kakak kandung dari Muharam Winanto dan adik kandung dari Ratno, mantan Kepala Desa Burat periode sebelumnya.

Margono ditugaskan di Kodim Wonosobo dan pada tahun 2000 ditugaskan menjadi Kepala Kelurahan Kalianget. Tahun 2003 beliau diminta oleh masyarakat agar mengikuti pemilihan Kepala Desa, dan terpilih menjadi Kepala Desa Burat periode 2003–2008 dengan calon tunggal. Tahun 2008 beliau mencalonkan diri menjadi Kepala Desa Burat periode 2008 – 2014, terpilih lagi dengan calon tunggal.

Pada masa kepemimpinannya banyak kemajuan dan prestasi dalam segala bidang diantaranya menjadi juara terbaik pertama Program kesetaraan gender dalam bidang pemberdayaan masyarakat, dan juara I tingkat Nasional dalam pengelolaan hutan rakyat.

9. Ir. Gunawan Setyadi : Periode tahun 2017-2022

 

Lahir di Wonosobo, 21 November 1973 putra asli Desa Burat. beliau adalah seorang lulusan Sarjana Kehutanan, merupakan cicit dari Pawiro Dimedjo mantan Kepala Desa terdahulu.

Pada tahun 2016 beliau mengikuti kompetisi Pemilihan Kepala Desa Burat periode 2017-2022. Terpilih menjadi Kepala Desa Burat dengan perolehan suara 818 mengungguli 2 calon lainnya.


Total Dibaca